Thursday 7 June 2012

contoh makalah


PENGERTIAN  PARTAI  POLITIK
1.Miriam Budiardjo  “Dasar-dasar Ilmu Politik”
Suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi,nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kekuasaan politik dengan cara konstutisional untuk melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanan mereka. (Budiardjo,2004:160)

2.Raymond Garfield Gettell  “Manajemen Pemasaran Partai Poltik Era Reformasi”
“ A political party consists of  a group of citizens, more or less organized, who act as a political unit and who and, by the use of their voting power, aim to control the geverment and carry out the general politices”.
(“Partai politik terdiri dari sekelompok warga negara yang sedikit banyak terorganisasi, yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik yang mempunyai kekuasaan memilih, bertujuan mengawasi pemerintahan dan melaksanakan kebijaksanaan umum mereka”).(Gettell dalam Widagdo, 1999:6)
3.J.A. A.Corry dan Henry J. Abraham  “Partai Politik Suatu Tinjauan Umum”
“Political party is a volomtary association aiming to get control of the government by filling elective offices in the government with its members.
(Partai politik merupakan suatu perkumpulan yang bermaksud untuk mengontrol jalannya roda pemerintahan dengan menempatkan para anggotanya pada jabatan-jabatan pemerintahan)”. (Corry dan dalam Haryanto,1948:9)




SYARAT JADI PEMIMPIN YANG BAIK

1.Problem Solver
Seorang pemimpin dituntut mampu membuat keputusan penting dan mencari jalan keluar dari permasalahan. Mulailah bertindak tegas, dan hapulah cara plin-plan.Jangan pula memupuk kebiasaan melarikan diri dari tanggung jawab. Sebagai ‘nakhoda’, andalah yang berkewajiban mengemudikan ‘kapal’ ke arah yang benar.

2.Bersikap Positif
Setiap orang tidak luput dari kesalahan, bila hal ini menimpa anak buah anda jangan langsung mencecarnya dengan segudang omelan. Selidiki latar belakang permasalahan sehingga anda bisa bersikap proporsional. Jika anda melakukan kesalahan,tidak perlu ragu mengakuinya  ,danjanganlupamelakukan perbaikan untuk kesalahan tersebut.

3.KomunikasiKaryawan sebaik apa pun akan kehilangan arah bila dibiarkan ‘jalan dalam gelap’. Sebagai pemimpin anda perlu menerangkan sejelas mungkin tentang tujuan bersama yang hendak diraih dan strategi mencapainnya. Bekali pula anak buah dengan penilaian terhadap hasil kerjanya selama ini, sehingga mereka bisa belajar cara melakukan tugas dengan benar. Pelihara komunikasi 2 arah dengan bawahan dan mintalah feedback dari mereka setiap kali anda meluncurkan kebijakan baru.

4.Menjadi Inspirasi
Seorang pemimpin harus bisa menerapkan standar dan jadi contoh bagi anak buahnya. Jadilah inspirasi bagi bawahan. Up date benak anda dengan informasi terkini, tidak pelit membagi pengalaman,dan patuhi peraturan yang anda buat sendiri.




5.Tumbuhkan Motivasi
Berikan penghargaan terhadap prestasi sekecil apa punyang dilakukan anak buah. Bahkan karyawan yang paling telat sekalipun akan berusaha memperbaiki diri apabila anda memujinya ketika ia datang tepat waktu (apalagi jika pujian itu diberikan tanpa terkesan menyindir). Secara berkala ,ajukan pula pertanyaan dan tantangan yang mampu merangsang kreativitas berpikir anak buah. Misa, meminta ide mereka untuk proyek kecil.

6.Hubungan Baik
Jalin hubungan profesional dan interpersonal yang harmonis dengan anak buah. Ingat, dibalik statusnya sebagai bawahan, karyawan memiliki pribadi yang unik danmasalah tertentu.Luangkan waktu untuk mengenal karyawan secara personal sehingga anda melakukan coaching tepat sasaran.

7.Turun Gunung
Anda tidak boleh merasa bebas dari kewajiban dan melakukan ‘dirty job’ atau pekerjaan anak buah. Seorang pemimpin akan dihargai anak buahnya apabila ia bersedia turun ke lapangan tak asal main perintah. Semakin hebat lagi hormat anak buah bila pekerjaan itu bisa diselesaikan dengan lancar. Itu menunjukkan kualitas anda pada anak buah.

Kendala yang dihadapi
Publik mengamati dari media massa bagaimana kons­pirasi dalam partai politik berkembang dengan basis sama-sama putra daerah, sesa­ma suku bangsa, aliran dan agama dan bahkan sanak saudara. Nepo­tisme ini saudara kembarnya tentulah permainan uang yang cenderung meng­abaikan pres­tasi, tingkat kecer­dasan, kemampuan individual dan bah­kan kemampuan ber­main dalam tim kerja yang solid. Yang penting dipercaya, soal lainnya nanti dipikirkan.
Dinamika itu menghadirkan penampilan partai-partai yang memuakkan dan membuat public kehilangan harapan-harapan akan masa depan keutuhan NKRI.Berpolitik bisa elegan, penuh integritas dan tak perlu selalu dikaitkan dengan gizi. Praktik manajemen gizi akhir-akhir ini sangat menyolok dan  mendominasi arus utama pola pikir pekerja politik kita. Segala sesuatu harus dikaitkan dengan uang yang hakikatnya sungguh me­nyentuh akal sehat publik.
Politisi Tak Profesional Soalnya adalah politisi kita memang tidak dipersiapkan untuk bekerja secara pro­fesional. Sinis kita katakan, banyak di antara mereka tidak matang, kemampuan teknis individual terbatas, wawasan rendah dan berlatar belakang kurang berada. Akibatnya untuk menutupi berbagai kelemahan personal maupun kelompok, mereka menjadi arogan, mencari eksistensi lewat simbol-simbol, berpenampilan mewah dan mengumbar selera primitif dengan kerakusan yang tak terkendali. Publik menga­mati, banyak di antara wakil rakyat yang tidak malu-malu mengerogoti uang rakyat lewat kolusi dalam menyusun ang­garan belanja daerah dan pusat. Kera­kusan mana diperparah dengan memasukkan berbagai item pengeluaran yang me­nguntungkan pribadi dan ke­lompoknya.
Terimalah nasib, nama buruk yang akan memberikan dampak trauma jangka panjang bagi keluarga dan partai akibat dikirim ke pengadilan dan berharap dihukum seberat-beratnya. Banyak di antara politisi kita itu sudah berumur sehingga jangan-jangan keburu dipanggil yang Maha Kuasa sebelum vonis dijatuhkan. Tentu mereka yang kurang beruntung ini akan membawa aib nama­nya sebagai koruptor dalam meng­hadapi mahkamah abadi dihada­pan Sang Khalik. Bagi yang masih hidup, bila dinya­takan bersalah mela­kukan korupsi kolektif tentu akan menyandang gelar terpi­dana selama sisa hidupnya. Bayang­kan dampak batin ber­kepan­jangan yang harus di­sandang oleh anak cucu, dise­but sebagai keturunan koruptor. Na­ud­zubillahi Mind­zalik.


SOSOK PIMPINAN PARTAI POLITIK YANG DIHARAPKAN DALAM MEMBANGUN INDONESIA
Dalam hal ini Goleman membagi gaya kepemimpinan menjadi enam macam, antara lain, Coercive (mampu memenuhi kebutuhan secara cepat), authoritative (memobilisasi masyarakat dengan visi), affiliative (mampu menciptakan harmoni dan membangun ikatan-ikatan emosional), democracy (membuat konsesus melalui partisipasi), pacesetting (meletakkan standar performa yang tinggi), dan coaching (membangun masyarakat demi masa depan yang lebih baik). Karakter dasar ini harus dimiliki seorang kandidat calon pemimpin karena ia akan menjalankan tugas kepemimpinan apalagi di negara dengan populasi penduduk yang mencapai lebih dari 200juta jiwa ini.
Pertama, seorang pemimpin yang hendak dipilih adalah seorang elite politik yang memiliki tanggung jawab besar, haruslah memiliki pengetahuan yang luas. Unsur ini sangat penting di masa kini. Mengapa demikian? Agar dapat berubah lebih cepat dalam persaingan yang ketat dan cepat dimana lingkungan yang sangat tidak pasti untuk ke depan,pemimpin harus mampu berfungsi sebagai katalis dalam problem solving, toleran terhadap resiko, berfikir dalam gambaran keseluruhan dengan keahlian teknis yang menonjol, fokus dalam mengembangkan hal-hal yang tidak terukur, memiliki keterampilan non teknis dan pengetahuan lintas fungsi/antar disiplin seperti matematika, logika, sejarah, filsafat, sastra dan bahasa asing serta disiplin ilmu lainnya.

Kedua, pemimpin harus memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan informasi dengan baik dan mengkomunikasikannya dengan jelas, singkat, dan persuasif, keterampilan untuk menganalisis informasi yang kompleks sampai membuat keputusan yang tepat berdasarkan pendekatan secara logis. Biasanya seorang pemimpin akan mencari solusi atau jawaban yang terbaik, bukan jawaban yang ingin kebanyakan didengar oleh bawahan.
Ketiga,seorang pemimpin yang hebat biasanya juga “knowledge worker” yang seringkali memiliki pengetahuan antardisiplin dan memiliki pengalaman, serta secara bersamaan menerapkan pengetahuan yang berasal dari beberapa bidang untuk memecahkan masalah. Mereka seringkali dapat mengkombinasikan pengetahuan yang berbeda-beda, seperti bisnis dan teknologi.
 Keempat, adalah seorang pemimpin masa depan juga harus mengerti visi organisasi yang spesifik dan berperan untuk bisa melihat dan merespon kebutuhan masyarakat.
Kelima, adalah seorang pemimpin profetik yakni kepemimpinan yang mengadopsi nilai-nilai kenabian (moralitas dan spiritualitas) menjadi urgen di zaman yang memasuki “era pencarian makna” ini.Era dimana masyarakat dunia kini mulai jenuh akibat chaos yang ditimbukan oleh tatanan global yang materialistis.Merosotnya moral dan keringnya jiwa masyarakat dari nilai-nilai spiritual mendorong urgensi lahirnya pemimpin profetik. Kepemimpinan profetik adalah solusi dari banyak sekali masalah yang terjadi dewasa ini.
Kepemimpinan profetik memadukan antara visi dan kemampuan teknis dengan dorongan untuk mengabdi berdasarkan pencarian makna.Pemimpin masa depan adalah mereka yang lahir dari perjalanan pencarian makna dalam hidupnya dan mengejawantahkannya melalui aktualisasi memimpin masyarakat.Kepemimpinan profetik adalah senjata untuk melawan korupsi,ketidakadilan,dan merosotnya moral masyarakat yang saat ini menjadi masalah urgen bangsa Indonesia.
Model kepemimpinan seperti ini juga terkait keyakinan.Yakni keyakinan menggapai hasil gemilang di masa depan yang dianggap impossible dan dipandang orang dengan pesimis.Pemimpin profetik punya “mimpi” yang kuat dan amat yakin dengan mimpinya.SQ atau kecerdasan spiritual menjadi landasannya dalam berkarya.Mimpi dan keyakinan ini akan dilengkapi dengan “nilai-nilai dasar”.Nilai-nilai dasar yang bersumber dari mata air spiritualitas ini menjadi rambu-rambu yang mengawasi setiap tindakan.Si Pemimpin pun meyakini bahwa kiprah kepemimpinannya adalah “tugas suci” yang ia emban sebagai hakikat dirinya sebagai “Khalifatullah Fil Ardh”(Wakil Tuhan Di Muka Bumi) yang bertugas memakmurkan bumi.Mimpi,keyakinan dan nilai-nilai dasar ini menjadi Spiritual Capital yang menjadi berharga bagi kiprah kepemimpinannya.
KESIMPULAN
Stagnasi secara kultural yang tengah dihadapi oleh bangsa Indonesia tidaklah dapat diterabas jika pemimpin-pemimpin berwatak transaksional masih memenuhi panggung politik. Diperlukan perubahan fundamental pada aspek kultural untuk menumpas korupsi, menegakan pemerintah yang bersih serta menggulirkan kebijakan yang pro publik. Bangsa ini perlu untuk diarahkan oleh suatu kepemimpinan transformasional, yaitu suatu karakter kepemimpinan yang berorientasi pada perubahan pada tataran nilai. Kepemimpinan tranformasional akan mengajak publik untuk secara teguh menggapai tujuan-tujuan yang lebih hakiki, ketimbang sekedar pemenuhan kepentingan material jangka pendek.Pemimpin dengan karakter transformasional mampu untuk secara inspirasional memvisualisasikan bentuk masyarakat baru yang ingin dicapai.
Kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang mampu mendorong setiap individu untuk menjadi pemimpin dan pelopor perubahan.Namun adalah penting untuk disadari bahwa tampilnya para pemimpin dengan kualitas seperti itu ke panggung utama bukanlah melalui proses yang instan, namun melalui penitian karir secara berjenjang dan melalui proses yang berliku. Bagi bangsa Indonesia jelas bahwa kegagalan untuk mengikis habis tradisi jalan pintas untuk menuju kekuasaan, ketidakmampuan untuk membangun sistem meritokrasi yang kokoh dan kelalaian dalam melanggengkan tradisi regenerasi merupakan prakondisi yang sempurna untuk menuju ke arah bangsa yang gagal.

No comments:

Post a Comment

hanya untuk komentar membangun